Sabtu, 29 Maret 2014

MACAM-MACAM TOPOLOGI

Topologi WiFi
Jika dalam jaringan konvensional dikenal berbagai jenis topologi jaringan, seperti starring, dan bus, pada WiFi hanya dikenal 2 jenis topologi jaringan yatu ad hoc dan infrastructure.

Topotogi Ad Hoc
Topologi ad hoc adalah topologi WiFi dimana komputer maupun mobile station terhubung secara langsung tanpa menggunakan AP. Jadi komunikasi langsung dilakukan me!alui masing-masing perangkat wireless yang terdapat pada komputer atau perangkat komunikasi lainnya. Prinsip kerja ad hoc sarna dengan prinsip kerja peer to peer.
Topologi Ad Hoc.JPG

Topologi Infrastructure
Topologi infrastructure adalah topologi WiFi dimana komputer-komputer maupun mobile stasions dalam suatu jaringan terhubung melalui AP. Jadi setiap komputer maupun mobile station yang hendak berhubungan satu sama lain harus melewati AP terlebih dahulu, baru kemudian dapat menggunakan sumber daya yang ada pada jaringan.
Topologi Infrastructur.JPG

Frekuensi dan Channel
Wireless LAN 802.11 b menggunakan pita frekuensi ISM, yaitu pada rentang frekuensi 2400-2483.5 MHz yang merupakan spektrum RF yang bebas lisensi (unlicensed). Karena frekuensi ini tidak dilisensi maka penggunaannya adalah bebas dan tidak memerlukan lisensi. Selain itu, belum adanya peraturan tentang penggunaan frekuensi ini menyebabkan. kemungkinan terjadinya interferensi. Untuk menghindari interferensi di dalam suatu jaringan WiFi yang menggunakan beberapa kanal diperlukan minimal jarak frekuensi tengah setiap kanal yang digunakan adalah 25 MHz.
Spektrum frekuensi ISM yang digunakan sebagai frekuensi operasi.JPG

Komponen Integrasi WiFi Dengan Jaringan Indoor GSM
Sistem integrasi ini menggunakan antena distribusi, dimana pada pendistribusiannya dipengaruhi oleh beberapa komponen yang akan digunakan. Komponen ini akan mempengaruhi.besarya nilai daya yang dipapancarkan oleh masing-masing antena indoor. Komponen integrasi yang terpenting diantaranya adalah Multi Band Combiner, Hybrid Combainer, Access Point, antena indoor, power splitter, Booster dan kabel feeder.

Antena Indoor
Penentuan lokasi antena indoor sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh daerah yang ingin dicover akan terlayani dengan baik. Untuk itu perlu perencanaan yang sesuai dengan memperhatikan kondisi daerah yang akan dilayani. Antena indoor di sini juga berarti antena distribusi, karena berfungsi untuk membagi power output AP dan power output dari BTS sampai ke masing-masing antena yang digunakan dalam suatu sistem jaringan indoor. Antena distribusi merupakan sekumpulan antena indoor pada beberapa lokasi tertentu di dalam gedung agar tidak ada blankspot. Ada tiga tipe antena indoor yang digunakan pada sistem jaringan indoor, yang masing-masing tipe digunakan sesuai dengan kondisi dan bentuk ruangan atau area yang dicover.

a. Antena Omni directional
Antena tipe ini memiliki pola radiasi 360°, biasa digunakan untuk hubungan point-to-multipoint.
b. Antena Directional
Antena directional atau planar memiliki pola radiasi 180° dan memiliki gain antena yang lebih besar jika dibandingkan dengan antena omni directional.
c. Antena Bi-directional
Antena jenis ini memiliki karakteristik propagasi yang sama dengan antenna directional yaitu sektoral, tetapi antena bi-directional memancar dua arah, sehingga cocok digunakan untuk area yang memanjang dimana antenna directional tidak dapat mengcoverya (areanya terlalu panjang).

Splitter
Splitter merupakan suatu elemen jaringan indoor yang digunakan untuk membagi power output AP ke beberapa keluaran dengan besar redaman yang sama di masing-masing outputnya.
a. 2 way splitter
Splitter ini memiliki dua jalur keluaran, dimana besar redaman pada masing - masing jalurnya sebesar -3 dB.
Ilustrasi 2 way splitter.JPG
b. 3 way splitter
Splitter ini memiliki tiga jalur keluaran, dimana besar redaman pada masing-masing jalurya sebesar – 4.7 dB.
IIustrasi 3 way splitter.JPG
c. 4 way splitter
Splitter jenis ini memiliki empat jalur keluaran, dimana besar redaman pada masing-masing jalurya sebesar -6 dB.
IIustrasi 4 way splitter.JPG
Tapper
Tapper merupakan perangkat jaringan indoor yang digunakan untuk membagi power output BTS indoor menjadi dua keluaran secara tidak simetris, yaitu besar redaman pada masing-masing output tapper berbeda. Keluaran P2 (p2 port) selalu memiliki redaman yang lebih besar daripada keluaran P1 (P1 port). Terdapat tiga macam tapper, yaitu :
a. Tapper 7
Tapper ini memiliki dua jalur keluaran, dimana besar redaman pada port P2 sebesar -7 dB sedangkan pada port P1 memiliki redaman sebesar - 1 dB
Ilustrasi tapper 7.JPG
b. Tapper 10
Tapper ini memiliki dua jalur keluaran, dimana besar redaman pada port P2 sebesar - 10.4 dB sedangkan pada port P1 memiliki redaman sebesar - 0.4 dB.
IIustrasi tapper 10.JPG
c. Tapper 15
Tapper ini memiiiki dua jalur keluaran, dimana besar redaman pada port P2 sebesar - 15.1 dB sedangkan pada port P1 memiliki redaman sebesar - 0.1 dB.
lIustrasi tapper 15.JPG
Access Point
AP berfungsi mengumpulkan, mendistribusikan, dan merutekan data trafik dalam daerah cakupannya. AP juga berfungsi menjaga keamanan dan keabsahan konektivitas suatu AP dengan AP lainnya dan suatu AP dengan terminal user.

Multi Band Combiner
Multi Band Combiner merupakan perangkat penggabung daya antara sinyal GSM dari BTS dengan sinyal WiFi dari AP. Multi Band Combiner juga merupakan interface atau penghubung antara jaringan WiFi dengan jaringan yang tersedia. Keluaran dari Multi Band Combiner ini merupakan sinyal yang bekerja pada range frekuensi GSM dan WiFi yaitu 800 - 2500 MHz

Booster
Booster berfungsi untuk meningkatkan power level di dalam jaringan WiFi. Daya yang ditambahkan oleh perangkat ini sebesar 5 dB.

0 komentar:

Posting Komentar