Selasa, 30 November 2010

DEFINISI DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

Bayangkan jika Anda seorang system administrator pada suatu perusahaan yang besar, dan harus menyediakan sebuah jaringan untuk beberatus komputer. Anda pasti tidak akan berfikir untuk memberi setting nomor IP, subnet, gateway secara manual pada masing – masing komputer yang terhubung :-) . Untuk itu Anda bisa memenfaatkan DHCP untuk memberi settingan secra otomatis pada setiap komputer yang ingin terhubung pada jaringan.

Apa sih DHCP ?
Dynamic Host Configuration Protocol digunakan untuk meng-automatisasi pemberian IP Address, gateway, subnet masks, dan parameter IP lainnya. Sangat berguna bagi Administrator untuk memodifikasi informasi IP pada kondisi tertentu. End User juga dimudahkan oleh servis ini, karena cepat untuk terhubung ke dalam jaringan tanpa perlu konfigurasi.
DHCP dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan menjadi standar pada tahun1993. DHCP based on BOOTP protocol, yang sangat mudah dan simple. Namun sebenarnya BOOTP tidak didesain untuk menyediakan dynamic address assigment.

Bagaimana DHCP Bekerja ?
DHCP bekerja dengan 4 langkah : DHCP Discovery, DHCP Offers, DHCP request, dan DHCP acknowledgement.

DHCP Discovery

Ketika komputer terhubung pada DHCP-enabled network, client tersebut akan melakukan broadcast , lebih dikenal dengan DHCPDISCOVER yang berfungsi untuk menemukan DHCP Server. Secara Optional, client akan merequest last known ip information yang digunakan client terakhir kalinya. Dan request ini bisa ditolak maupun diterima, tergantung setting pada DHCP servernya.


DHCP Offers


DHCP Server akan menerima permintaan (lease) dari client. Lease ini menentukan berapa lama client diijinkan untuk menggunakan informasi IP yang didapatkan dari server. DHCP message yang dikenal sebagai DHCPOFFER dikirimkan k ke client. Pesan ini berisi lease duration, IP address, subnet mask, MAC Address client, dan IP Address dari DHCP server.



Setelah transaksi informasi sukses, client harus memberitahu DHCP server bahwa informasi yang direquest telah diterima. Laporan dari client in iberupa broadcast yang telah diinialisasi dengan DHCP server IP Address. Ini akan memberitahu DHCP server yang lain supaya tidak memberikan IP information lagi ke client, karena sudah memperoleh informasi yang diperlukan. Hal ini akan membantu untuk penyediaan IP Address komputer lain, karena hanya satu lease yang bisa diperoleh per network interface card (NIC).

DHCP Acknowledgement

DHCP acknowledgement adalah fase final dari pertukaran data antar server dan client. Pada fase ini server menerima DHCPREQUEST Message dari client, dan mengirim balik DHCPACK Message. Paket ini berisi lease duration, dan informasi apa saja yang diinginkan (request) oleh client. Pada poin ini, proses yang diperlukan untuk terhubung ke jaringan sudah selesai (complete) dan IP Information pada client sudah terkonfigurasi dengan benar.

Common DHCP Leases
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lease adalah lama waktu yang bisa digunakan oleh client untuk memakai informasi yang didapatkan dari DHCP server. Untuk mendapatkan kebutuhan lease sepenuhnya pada DHCP configuration, kita harus tahu jaringan seperti bagaimana yang akan dipakai. Lease pada umumnya bisa di set mulai dari 15 menit sampai 1 bulan. Jadi bagaimanakan lease yang ideal?
15 Menit – Anda mungkin menggunakan15 menit lease time ketika client yang ada lebih banyak daripada IP Address yang disediakan. Hal ini akan memastikan bahwa setiap client pada jaringan, walaupun mungkin IP Address yang disediakan tidak memadai. Mungkin konfigurasi ini adalah pilihan yang baik, misalnya untuk wireless access point yang ramai client. Namun perlu diketahui bahwa network performance akan terhitung rendah karena seiring dengan penambahan DHCP messages.
24 Jam – Konfigurasi yang paling umum pada banyak DHCP server, Server ini akan memperbaharui informasi untuk tiap device setiap 12 jam (renew time = 50% dari lease time). Jika proses renewal gagal karena beberapa sebab, akan mencoba kembali dalam 6 jam (misalnya). Pada 24 jam lease time ini, akan mengijinkan user baru untuk terhubung ke jaringan seharian. Baik untuk untuk penerapan pada rumah dan pekantoran.
1 Minggu – Jangka waktu ini akan mengijinkan jaringan untuk tidak melakukan banyak perubahan ketika beroperasi. Jika terjadi perubahan pada struktur network, client akan memerlukan perubahan juga untuk bisa menggunakan network secara semestinya. Konfigurasi seperti ini bisa digunakan untuk network pada tingkat kefleksibelan tertentu, tapi juga membuat network tidak penuh dengan DHCP traffic.
4 Bulan – Lease ini lebih diperuntukkan untuk suatu network yang stabil dan tidak sering berubah. Konfigurasi ini cocok digunakan untuk educational networks ketika liburan musim panas misalnya. Pada saat itu komputer akan jarang digunakan sekitar 3 bulan (sayangnya di Indonesia tidak ada liburan musim panas :-D ). Konfigurasi ini akan menyimpan IP Information selama komputer tidak dipakai atau tidak ada aktivitas.
1 Tahun – Jika user tidak menggunakan IP Address dalam waktu 6 bulan, maka user dianngap tidak kembali. Hal ini sangat bagus untuk network yang punya persediaan IP Address yang banyak untuk dikonfigurasi pada wide range clients. Jika user tidak kembali dalam 6 bulan, kita dapat me-recover IP Information untuk kegunaan yang akan datang. Dalam kondisi ini prioritasnya bukan untuk client, tapi untuk simple housekeeping.
Infinite – Sangat diajurkan sekali untuk tidak mengkonfigurasi lease dalam infinite time. Hal ini akan membuat jaringan seperti batu. Misal jika ada laptop user yang merequest IP Address dan tidak pernah kembali, maka IP yang digunakan tersebut tidak bisa digunakan lagi. Beberapa device juga tidak support untuk konfigurasi ini, karena selain masalah tadi, juga ada resiko membuat server crash dan masalah – masalah lain.

0 komentar:

Posting Komentar